Setiap pemain infield harus berusaha keras mencapai hal hal berikut ini. Ia harus memiliki:
1. Sikap yang benar
2. Persepsi kepekaan rasa yang baik
3. Irama gerak menguasai bola pukul ke tanah (ground ball)
4. Gerak mekanik yang benar
5. Kemampuan melakukan permainan (play).
Kalau ke lima bidang ini sudah terbina, pemain tak boleh berpuas diri kalau tidak mengerjakan ke limanya dengan sempurna setiap kali.
Setiap pemain infield harus berkeinginan untuk terlibat pada ke 21 upaya mematikan regu serang.
Ia harus memiliki SIKAP untuk mendambakan agar setiap bola pukul ke tanah terarah ke padanya. Ia sedemikian percaya diri akan kemampuannya fielding-nya sehingga ia yakin bahwa setiap bola pukul ketanah yang terarah kepadanya akan menghasilkan satu out. Jadi, tatkala ada 21 bola pukul ke tanah yang terarah kepadanya, ia tak akan membuat satupun kesalahan, dan regunya akan berada di posisi untuk memenangi pertandingan. Ia mengambil bola pukul ke tanah itu sebagai tantangan pribadi seakan akan ia sedang mengikuti kejuaran berhadiah untuk menjadi juara dunia. Sikap percaya dirinya memaksanya untuk yakin bahwa tak akan bola pukul ke tanah yang akan melewatinya, bahwa ia akan mencapai dan menguasai bola itu dan lalu melempar mati pelari. Inilah sikap yang sangat kompetitip sehingga infielder itu akan memiliki pola berpikir yang tepat. Infielder tak boleh pernah memiliki sikap gentar dan khawatir; ia harus memiliki sikap percaya diri dan senantiasa gagah berani.
Reaksi infielder atas sebuah bola pukul berbanding lurus dengan tingkat PERSEPSI KEPEKAAN RASA yang dimilikinya. Infielder yang baik dapat “membaca” bola pukul baik melalui daya penglihatannya maupun dengan pendengarannya. Kemampuan itu memungkinkan menduga kekencangan dan arah bola pukul itu. Kebanyakan infielder juga bergerak pada bola yang diayun namun luput dipukul. Ia memanfaatkan persepsi penglihatannya pada lokasi bola pitch dan sudut datanya bat. Suara bola yang kena bat memungkin infielder memperkirakan seberapa kencang bola telah terpukul lalu membuat reaksi yang sesuai dengan persepsinya itu. Agar supaya infielder dapat mengambil manfaat sepenuhnya dari daya lihat dan pendengarannya, ia harus juga memiliki mentalitas pra lemparan pitch dan fokus pada zona pukul (hitting zone). Infielder melatih persepsi rasa itu selama latihan batting untuk menggunakan persepsi rasa dya penglihatan dan pendengarannya.
Membina IRAMA GERAK MENGAMBIL BOLA PUKUL KE TANAH dapat diajarkan sebagai bagian gerak mekanik fielding namun di bagian ini dibahas terpisah, karena tingkatan kepentingannya yang sangat tinggi. Tiba di hadapan bola dengan posisi tubuh yang sudah tepat memerlukan kepekaan rasa akan waktu – timing. Sebutan “tiba dihadapan bola tepat waktu” atau “memiliki instink bola” adalah lukisan akan apa yang harus terjadi atau dimiliki agar infielder berhasil. Ada tiga macam pantulan bola di tanah yang harus dapat dikuasai infielder: pantulan panjang, pantulan pendek, dan pantulan yang tanggung. Pantulan bola yang enak dikuasai adalah yang memantul panjang atau yang pendek. Pantulan tanggung sangat mungkin akan menyebabkan penguasaan bola pukul tidak mulus bahkan gagal. Kendatipun persepsi kepekaan rasa memainkan peranan besar di tahap mengatur irama gerak, tetapi segera sesudah laju bola pukul ke tanah itu sudah ditaksir baik, maka kecekatan dan pemilihan waktu (timing) harus mengambil alih peran berikutnya. Dengan demikian infielder dapat mendekati bola dan menguasainya pada pantulan yang enak seperti yang dikehendaki. Infielder melakukannya dengan memperlambat langkah (dekat mengubah jadi langkah geser) atau mempercepat langkah (dengan mengambil arah yang langsung menuju bola); sebuah proses yang dijuluki “menari bersama bola”. Kalau fielder tiba tepat waktu, ia akan dapat menguasai bola dengan sempurna.
GERAK FIELDING yang benar harus dilakukan selama dan sepanjang proses “fielding”. Disini tidak akan dibahas pernak pernik gerak mekanik fielding, tetapi hanya akan hal hal yang penting saja.
1. Ambil posisi siap siaga
2. Atur langkah kaki
3. Ambil posisi menghadap bola
4. Left field di sebelah kanan (fielder pelempar kanan)
5. Merunduk/ merendahkan badan dan pungut bola, dengan posisi tangan di jam 7 & dan jam 2
6. Putar ke kanan lalu ke kiri untuk melempar (pelempar kanan)
Metoda yang digunakan infielder untuk menghampiri dan mendekati bola dapat berbeda beda. Namun, infielder harus memiliki kaki yang cepat dan kokoh, demikian pula gerakan lengan dan tangan harus baik; jika tidak maka kinerja fielding-nya akan sangat tergantung kepada naib peruntungannya. Gerak fielding diajarkan dengan banyak cara, tetapi fielder yang bagus akan selalu dapat menemukan cara mengambil posisi atletis siap siaga dilanjutkan dengan penguasaan bola yang tidak tercela.
Pada akhirnya, setiap infielder harus menguasai dan mengambil bola dan lalu MELAKUKAN PERMAINAN (MAKE THE PLAY). Ia harus senantiasa rileks, memiliki rasa percaya diri yang sepenuhnya, dan bertindak secara otomatis. Ketika bertanding tak akan ada waktu untuk berpikir bagaimana cara melakukan fielding. Infielder harus tanggap dan bereaksi hanya pada situasi yang dihadapinya dan lalu “menaklukkannya”. Saat bertanding itulah semua kerja keras berlatih akan mendapat imbalan. Semua pikiran, pengulangan gerak latihan, dan latihan memusatkan diri (fokus) akan mengambil alih sehingga infielder dapat secara alamiah dan otomatis melakukan hanya satu hal, MELAKUKAN PERMAINAN yang tepat!
Setiap infielder harus secara berhasil menguasai semua bola pukul ke tanah yang terpukul ke arahnya dengan berpedoman kepada lima hal yang disebutkan di awal tulisan ini. Baseball adalah olahraga dengan banyak gerak yang diulang berkali kali, dan etika kerja yang bagus dan sesi latihan dengan kerja keras adalah satu satunya cara untuk benar benar dapat menguasai ke lima bidang itu. Setiap infielderharus memiliki kebanggaan diri pada kemampuannya. Dengan menjadi piawai melakukan ke lima bidang tugas itu akan membuatnya membina lebih lanjut kemampuan fisik dan mentalnya sendiri.
Senin, 26 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar